TEKS BERITA : Pengertian, Struktur Teks, Kaidah Kebahasaan dan Contoh Teks Berita.

TEKS BERITA adalah materi bahasa indonesia yang kan kita bahas kali ini. Teks berita ini akan kita temui pada kurikulum 2013 untuk kelas XII SMA. Adapun kali ini kita akan membahas lengkap semua tentang teks berita. Yaitu yang akan kita bahas mengenai teks berita antara lain pengertian, struktur teks, kaidah kebahasaan dan contoh teks berita yang semoga bisa bermanfaat untuk tugas bahasa indonesia kalian.
Teks Berita

Pengertian teks berita
Teks berita merupakan teks yang berisi tentang segala yang terjadi di dunia yang ditulis di media cetak, disiarkan di radio, ditayangkan di televisi, atau diunggah di situs. Berita berisi fakta, tetapi tidak semua fakta diangkat menjadi berita.

Struktur Teks Berita
Struktur teks merupakan gambaran cara teks tersebut dibangun. Tahukah kalian bahwa teks berita disusun dengan struktur teks peristiwa berita diikuti oleh latar belakang peristiwa dan diikuti oleh sumber berita? Untuk lebih mudahnya bisa dilihat dibawah.

  1. Orientasi berita, merupakan pembuka tentang hal yang akan diberitakan.
  2. Peristiwa, merupakan tahap inti dari berita. Pada tahap ini berita dinarasikan sedemikian rupa hingga tersaji beberapa fakta yang dimunculkan kemudian.
  3. Sumber Berita, sumber berita tidak selalu berada di akhir berita, ia bisa berada di dalam berita itu sendiri.
Kaidah kebahasaan teks berita
Ciri kebahasaan teks berita adalah adanya keterangan, verba transitif, dan verba pewarta. Sobat bisa coba mencari ciri kebahasaan teks berita pada contoh teks berita yang akan saya berikan dibawah.
Contoh teks berita
Ekstrak Propolis Bantu Percepat Pemulihan
Jakarta - Uji klinis di RSPAD Gatot Soebroto, ekstrak propolis mempercepat proses kesembuhan pasien demam berdarah dengue. Pasien yang mendapat terapi tambahan ekstrak propolis menjalani rawat inap lebih singkat.
Senyawa ekstrak propolis dinilai efektif sebagai terapi tambahan bagi pasien demam berdarah dengue. "Terapi diberikan hari ketiga atau keempat perawatan kepada pasien derajat satu atau pada tahap belum mengalami kebocoran di pembuluh darah," kata Kepala Divisi Penyakit Tropik dan Infeksi Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto, Letnan Kolonel (Ckm) Soroy Lardo, di Jakarta, Kamis (5/3), saat publikasi "Efektivitas Senyawa Uji Klinis Pasien Demam Berdarah Dengue.
Soroy merupakan salah satu peneliti pada uji klinis itu. Peneliti lain adalah dokter spesialis penyakit dalam Kolonel (Ckm) Djoko Wibisino, dokter spesialis kesehatan jiwa Letkol (Ckm) Bagus Sulistyo Budhi, dan dokter asisten pada Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto Yongkie Iswandi Purnama.
Propolis adalah bahan perekat yang dikumpulkan lebah untuk membuat sarang steril. Tim peneliti menguji senyawa ekstrak propolis yang merupakan kombinasi propolis dari sejumlah negara, antara lain Amerika Serikat, Tiongkok, dan negara di Eropa.
Menurut Soroy, tim menguji efek anti inflamasi (anti peradangan) pada senyawa itu. Riset selama Mei 2012-Juli 2013 di Divisi Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto bermetode uji acak terkendali. Tercatat 63 pasien berusia 17-50 tahun mengikuti uji klinis. Rinciannya, 31 pasien pada kelompok dengan terapi ekstrak propolis, sedangkan 32 pasien pada kelompok plasebo (tanpa terapi ekstrak propolis). Dosis ekstrak propolis tiga kali dua kapsul per hari selama tujuh hari dengan takaran 200 miligram per kapsul.
Hasilnya, jumlah trombosit pasien yang diberi ekstrak propolis lebih cepat naik daripada pasien kelompok plasebo, mulai hari ketiga hingga ketujuh. Hari ketujuh, jumlah trombosit pasien dengan ekstrak propolis pun rata-rata menjalani rawat inap 4,69 hari, lebih singkat dibandingkan dengan kelompok plasebo (rata-rata 5,46 hari).
Bagus menambahkan, ia tak menemukan efek samping dari terapi ekstrak propolis. Apalagi, selama ini konsumsi produk lebah dan madu aman di masyarakat. "Ada enam pasien tak melanjutkan pengujian karena muntah. Namun, orang sakit demam memang juga merasakan mual," ujarnya.

0 komentar:

MEMPRODUKSI TEKS BERITA



Siswa SMKN 1 Baureno Juara Lomba Debat Bahasa Indonesia


 
UNTUK pertama kalinya, siswa SMK NEGERI 1 Baureno sukses meraih piala di kejuaraan dalam lomba Kompetensi Siswa kategori “Debat Bahasa Indonesia”. M.Azizi falaqi, Vivin A. dan Meidi ayu meraih juara III lomba Debat Bahasa Indonesia. Yang berlokasikan di SMK 4 Bojonegoro.

Mereka siswa kelas XII dari jurusan TKJ dan BB SMKN 1 Baureno ini sukses mengalahkan peserta SMK negeri dan swasta. Bahkan, dia mampu menyalip rekannya dari SMKN bojonegoro yang meraih juara III. Bagi azizi dan kawan-kawan ini prestasi pertama di lomba kompetensi siswa, Azizi dan kawan-kawan mengaku sukses berkat binaan guru di sekolah.

Azizi mengaku prestasi ini, dia persembahkan untuk sekolah. Makanya ia mengaku bangga bercampur terharu saat mendengar bahwa ia dan kawannya meraih juara 3. Syukurnya, dia tak minder menghadapi siswa sekolah negeri dan swasta lainya.

Guru pembibing Fitri Nur hayati, S.Pd. dan Estik ernawati, S.Pd. mengenal azizi sejak menjadi pembaca pidato perpisahan kakak kelasnya. Padahal debat bahasa indonesia belum pernah dilatih karena di kurikulumnya tidak ada. ''Modal utama azizi dan kawan-kawannya yakni logika,vokal yang bagus, penampilan sederhana dan kepercayaan dirinya. azizi dan kawan-kawannya hanya dibina kurang lebih 2 minggu, namun sudah mampu melahirkan prestasi,’’ ujar guru pembimbingnya.

Guru pembibing Fitri Nur hayati, S.Pd. dan Estik ernawati, S.Pd, tampak tersenyum manis dan lega.ketika mendengar azizi memperoleh juara 3 dalam lomba debat bahasa indonesia.. Sekolah ini memiliki komitmen untuk mengembangkan semua potensi siswa dan guru untuk berprestasi. Apalagi saat ini SMKN 1 Baureno sedang menanamkan budaya prestasi. Artinya, setiap lomba diikuti, dari situ guru dan siswa akan terpatri jiwanya meraih prestasi. SMK bisa.......!!!!!!!

Link Download Video Wawancara :
1.) Youtube : Unduh

Link Alternatif :
2.)  4Shared : Unduh

Video wawancara :




2 komentar:

Empat Pelajar Thailand di SMKN 1 Baureno Suka Nasi Pecel, Namun Kesulitan Komunikasi



Empat Pelajar Thailand di SMKN 1 Baureno
Suka Nasi Pecel, Namun Kesulitan Komunikasi

Reporter: M. Yazid

blokBojonegoro.com - Meskipun Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Baureno, Kabupaten Bojonegoro jauh dari kota yang berjarak sekitar 30 kilometer, namun sudah mendunia melalui dunia pendidikan. Buktinya empat pelajar Thailand belajar di sekolah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lamongan itu sejak dua bulan lalu.

Saat blokBojonegoro.com berkunjung ke sekolah tersebut, tidak tampak berbeda pada sekolah pada umumnya. Seusai upacara di halaman sekolah, para siswa mengikuti pelajaran di masing-masing kelasnya. Tetapi di ruang Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno, terdapat empat pelajar. Mungkin jika dilihat sekilas tidak jauh berbeda seperti pelajar Indonesia.

Ternyata mereka empat pelajar dari Thailand yang sedang sarapan 'Nasi Pecel' dengan dibungkus daun pisang. Keempat pelajar asal Negara Gajah Putih itu diketahui setelah salah seorang guru SMKN 1 Baureno menunjukkan Paspor mereka. "Namanya sulit, panggilannya juga unik," kata Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Baureno, Imam Wahjono.

Dalam identitas tertulis, Mr. Chokcahi, Matikorn, Thammachon dan Punyagon. "Ada yang dipanggil Chok, Korn, Chun dan Men," sambungnya.

Tidak hanya itu, saat pertama di sekolahan. Para siswa banyak yang tertawa ketika para pelajar asal Negeri Seribu Pagoda itu memperkenalkan diri. Pasalnya kalau di Kota Ledre, 'Chok' identik ucapan jelek. Namun mereka tetap belajar bersama dan menerima mereka seperti pelajar lainnya.

Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno, Imam Wahjono menjelaskan, para pelajar Thailand sejak tanggal 31 Juli sampai 30 September belajar di sekolah yang dipimpinnya. Mereka juga diajarkan mengenal budaya, adat istiadat dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Bojonegoro.

"Se-Kabupaten Bojonegoro, hanya SMK Negeri 1 Baureno yang ada pertukaran pelajarnya. Serta ada empat pelajar Thailand lainnya belajar di SMK Futuhiyah Mrage, Demak, Jawa Tengah," jelasnya.

Mereka berada di Indonesia terkait  program Southeast Asian Ministers of Education Regional Open Learning Centre (Seamolec-Ovec), Organisasi Kementerian pendidikan se-Asia Tenggara itu akan diadakan selama lima tahun. Kalau tahun ini dengan Thailand, tapi tahun depan rencananya dengan Malaysia. Selain itu dua Negara dari luar Asia Tenggara seperti Germany dan Prancis juga bersedia diajak pertukaran pelajar dengan SMK Negeri 1 Baureno.

"Mereka belajar biasa seperti anak pada umumnya, sebelum pertukaran pelajar ada sinkronisasi mata pelajaran. Karena ada juga anak SMK Negeri 1 Baureno belajar di Thailand," ungkapnya.

Tujuannya selain mengenal dua negara juga persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) tahun 2016. Sehingga berdampak ke lembaga lebih besar, sebab para siswa yang berjumlah 1.191 siswa harus bersaing untuk bisa belajar diluar negeri. "Ini bisa menjadi spirit, penyemangat anak-anak untuk bersaing," imbuhnya.

Pasalnya syarat untuk bisa kerja sama pertukaran pelajar luar negeri, sekolahnya harus sudah bekerja sama dengan perusahan besar. Seperti halnya SMK Negeri 1 Baureno sudah bekerja sama dengan Axio, Honda dan perusahan besar lainnya. "Sudah saatnya go internasional, bukan lagi berfikir global," tandasnya.

Tampak para pelajar Thailand tersebut sangat menikmati kesehariannya di Kota Ledre. Selain para pelajar SMK Negeri 1 Baureno ramah, juga banyak makanan yang tidak didapat di negeranya itu.

"Suka makan belut, ikan dan gurami bakar. Tapi suka juga dengan Nasi Pecel," terang salah seorang guru, menirukan Chok (Chokcahi) sapaan akrabnya.

Selain itu para guru yang mengajar juga menggunakan bahasa isyarat, karena perlu memahamkan para siswa luar negeri tersebut. "Belajar Bahasa Indonesia juga, selamat pagi-selamat siang bisa. Tadi belajar otak atik motor," pungkas Chok disampaikan guru SMKN 1 Baureno. [zid/lis]




  1. Mencari hubungan antara stuktur teks berita dan peristiwa yang terjadi

Empat Pelajar Thailand di SMKN 1 Baureno
Suka Nasi Pecel, Namun Kesulitan Komunikasi
NO
STUKTUR TEKS
KALIMAT TEKS
1
Orientasi
Meskipun Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Baureno, Kabupaten Bojonegoro jauh dari kota yang berjarak sekitar 30 kilometer, namun sudah mendunia melalui dunia pendidikan. Buktinya empat pelajar Thailand belajar di sekolah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lamongan itu sejak dua bulan lalu.
2
Peristiwa
Saat blokBojonegoro.com berkunjung ke sekolah tersebut, tidak tampak berbeda pada sekolah pada umumnya. Seusai upacara di halaman sekolah, para siswa mengikuti pelajaran di masing-masing kelasnya. Tetapi di ruang Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno, terdapat empat pelajar. Mungkin jika dilihat sekilas tidak jauh berbeda seperti pelajar Indonesia.

Ternyata mereka empat pelajar dari Thailand yang sedang sarapan 'Nasi Pecel' dengan dibungkus daun pisang. Keempat pelajar asal Negara Gajah Putih itu. "Namanya sulit, panggilannya juga unik," kata Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Baureno, Imam Wahjono.

Dalam identitas tertulis, Mr. Chokcahi, Matikorn, Thammachon dan Punyagon. "Ada yang dipanggil Chok, Korn, Chun dan Men," sambungnya.

Tidak hanya itu, saat pertama di sekolahan. Para siswa banyak yang tertawa ketika para pelajar asal Negeri Seribu Pagoda itu memperkenalkan diri. Pasalnya kalau di Kota Ledre, 'Chok' identik ucapan jelek. Namun mereka tetap belajar bersama dan menerima mereka seperti pelajar lainnya.

Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno, Imam Wahjono menjelaskan, para pelajar Thailand sejak tanggal 31 Juli sampai 30 September belajar di sekolah yang dipimpinnya.
"Se-Kabupaten Bojonegoro, hanya SMK Negeri 1 Baureno yang ada pertukaran pelajarnya. Serta ada empat pelajar Thailand lainnya belajar di SMK Futuhiyah Mrage, Demak, Jawa Tengah," jelasnya.

Mereka berada di Indonesia terkait  program Southeast Asian Ministers of Education Regional Open Learning Centre (Seamolec-Ovec), Organisasi Kementerian pendidikan se-Asia Tenggara itu akan diadakan selama lima tahun.
"Mereka belajar biasa seperti anak pada umumnya, sebelum pertukaran pelajar ada sinkronisasi mata pelajaran. Karena ada juga anak SMK Negeri 1 Baureno belajar di Thailand," ungkapnya.

Tujuannya selain mengenal dua negara juga persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) tahun 2016. Sehingga berdampak ke lembaga lebih besar, sebab para siswa yang berjumlah 1.191 siswa harus bersaing untuk bisa belajar diluar negeri. "Ini bisa menjadi spirit, penyemangat anak-anak untuk bersaing," imbuhnya.

syarat untuk bisa kerja sama pertukaran pelajar luar negeri, sekolahnya harus sudah bekerja sama dengan perusahan besar. Seperti halnya SMK Negeri 1 Baureno sudah bekerja sama dengan Axio, Honda dan perusahan besar lainnya. 

Tampak para pelajar Thailand tersebut sangat menikmati kesehariannya di Kota Ledre.
"Suka makan belut, ikan dan gurami bakar. Tapi suka juga dengan Nasi Pecel," terang salah seorang guru, menirukan Chok (Chokcahi) sapaan akrabnya.

Selain itu para guru yang mengajar juga menggunakan bahasa isyarat, karena perlu memahamkan para siswa luar negeri tersebut. "Belajar Bahasa Indonesia juga, selamat pagi-selamat siang bisa. Tadi belajar otak atik motor," pungkas Chok disampaikan guru SMKN 1 Baureno. [zid/lis]
3
Sumber berita
  1. Chok (Chokcahi)
  2. Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Baureno, Imam Wahjono.
  3. Reporter: M. Yazid
  4. salah seorang guru


  1. menentukan ciri kebahasaan (keterangan) dalam teks berita.
No
Paragraf
Waktu
Tempat
Tujuan
Cara
Sebab
Alat
1
1
sejak dua bulan lalu.
SMK Negeri (SMKN) 1 Baureno, Kabupaten Bojonegoro.
-
sudah mendunia melalui dunia pendidikan.
empat pelajar Thailand belajar di sekolah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lamongan sejak dua bulan lalu.
-
2
2
Seusai upacara di halaman sekolah
ruang Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno.
-
masing-masing kelasnya.
-
-
3
3
-
-
Menunjukkan Paspor  untuk memperkenalkan  nama ke empat pelajar dari Thailand.
- menunjukkan Paspor mereka
- dibungkus daun pisang.
Namanya sulit, panggilannya juga unik.
-daun pisang.
-paspor
4
4
-
-
-
-
-
-
5
5
-
di sekolahan
belajar bersama dan menerima mereka seperti pelajar lainnya.
-
ketika para pelajar asal Negeri Seribu Pagoda itu memperkenalkan diri. Pasalnya kalau di Kota Ledre, 'Chok' identik ucapan jelek.
-
6
6
sejak tanggal 31 Juli sampai 30 September
SMKN 1 Baureno
belajar di sekolah smk n 1 baureno, Mereka juga diajarkan mengenal budaya, adat istiadat dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Bojonegoro.
-
-
-
7
7
-
SMK Negeri 1 Baureno dan SMK Futuhiyah Mrage, Demak, Jawa Tengah
-
-
Se-Kabupaten Bojonegoro, hanya SMK Negeri 1 Baureno yang ada pertukaran pelajarnya
-
8
8
-
di Indonesia
diajak pertukaran pelajar dengan SMK Negeri 1 Baureno.
-
terkait  program Southeast Asian Ministers of Education Regional Open Learning Centre (Seamolec-Ovec), Organisasi Kementerian pendidikan se-Asia Tenggara itu akan diadakan selama lima tahun.
-
9
9
-
di Thailand
-
-
ada sinkronisasi mata pelajaran. Karena ada juga anak SMK Negeri 1 Baureno belajar di Thailand
-
10
10
-
-
Tujuannya selain mengenal dua negara juga persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) tahun 2016.
-
sebab para siswa yang berjumlah 1.191 siswa harus bersaing untuk bisa belajar diluar negeri. Ini bisa menjadi spirit, penyemangat anak-anak untuk bersaing.
-
11
11
-
SMK Negeri 1 Baureno
go internasional
kerja sama pertukaran pelajar luar negeri
syarat untuk bisa kerja sama pertukaran pelajar luar negeri, sekolahnya harus sudah bekerja sama dengan perusahan besar. Seperti halnya SMK Negeri 1 Baureno sudah bekerja sama dengan Axio, Honda dan perusahan besar lainnya
dengan Axio, Honda dan perusahan besar lainnya
12
12
-
di Kota Ledre
-
-
pelajar SMK Negeri 1 Baureno ramah, juga banyak makanan yang tidak didapat di negeranya itu.
-
13
13
-
-
-
-
-
-
14
14
-
-
-
menggunakan bahasa isyarat
perlu memahamkan para siswa luar negeri tersebut
-

  1. menentukan ciri kebahasaan (verba transitif) dan (verba pewarta) dalam teks berita.
No
Paragraph
Verba Transitif
Verba Pewarta
1
Meskipun Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 1 Baureno, Kabupaten Bojonegoro jauh dari kota yang berjarak sekitar 30 kilometer, namun sudah mendunia melalui dunia pendidikan. Buktinya empat pelajar Thailand belajar di sekolah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lamongan itu sejak dua bulan lalu.
empat pelajar Thailand belajar di sekolah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lamongan
-
2
Saat blokBojonegoro.com berkunjung ke sekolah tersebut, tidak tampak berbeda pada sekolah pada umumnya. Seusai upacara di halaman sekolah, para siswa mengikuti pelajaran di masing-masing kelasnya. Tetapi di ruang Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno, terdapat empat pelajar. Mungkin jika dilihat sekilas tidak jauh berbeda seperti pelajar Indonesia.
- para siswa mengikuti pelajaran di masing-masing kelasnya.
- di ruang Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno, terdapat empat pelajar
-
3
Ternyata mereka empat pelajar dari Thailand yang sedang sarapan 'Nasi Pecel' dengan dibungkus daun pisang. Keempat pelajar asal Negara Gajah Putih itu diketahui setelah salah seorang guru SMKN 1 Baureno menunjukkan Paspor mereka. "Namanya sulit, panggilannya juga unik," kata Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Baureno, Imam Wahjono.
- empat pelajar dari Thailand yang sedang sarapan 'Nasi Pecel' dengan dibungkus daun pisang
- Keempat pelajar asal Negara Gajah Putih itu diketahui setelah salah seorang guru SMKN 1 Baureno menunjukkan Paspor mereka.
kata Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Baureno, Imam Wahjono.
4
Dalam identitas tertulis, Mr. Chokcahi, Matikorn, Thammachon dan Punyagon. "Ada yang dipanggil Chok, Korn, Chun dan Men," sambungnya.
-
sambungnya.
5
Tidak hanya itu, saat pertama di sekolahan. Para siswa banyak yang tertawa ketika para pelajar asal Negeri Seribu Pagoda itu memperkenalkan diri. Pasalnya kalau di Kota Ledre, 'Chok' identik ucapan jelek. Namun mereka tetap belajar bersama dan menerima mereka seperti pelajar lainnya.
- Para siswa banyak yang tertawa ketika para pelajar asal Negeri Seribu Pagoda itu memperkenalkan diri.
-
6
Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno, Imam Wahjono menjelaskan, para pelajar Thailand sejak tanggal 31 Juli sampai 30 September belajar di sekolah yang dipimpinnya. Mereka juga diajarkan mengenal budaya, adat istiadat dan lain sebagainya yang berhubungan dengan Bojonegoro.
- Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno, Imam Wahjono menjelaskan, para pelajar Thailand sejak tanggal 31 Juli sampai 30 September belajar di sekolah yang dipimpinnya.
Kepala Sekolah SMKN 1 Baureno, Imam Wahjono menjelaskan
7
"Se-Kabupaten Bojonegoro, hanya SMK Negeri 1 Baureno yang ada pertukaran pelajarnya. Serta ada empat pelajar Thailand lainnya belajar di SMK Futuhiyah Mrage, Demak, Jawa Tengah," jelasnya.
-
jelasnya
8
Mereka berada di Indonesia terkait  program Southeast Asian Ministers of Education Regional Open Learning Centre (Seamolec-Ovec), Organisasi Kementerian pendidikan se-Asia Tenggara itu akan diadakan selama lima tahun. Kalau tahun ini dengan Thailand, tapi tahun depan rencananya dengan Malaysia. Selain itu dua Negara dari luar Asia Tenggara seperti Germany dan Prancis juga bersedia diajak pertukaran pelajar dengan SMK Negeri 1 Baureno.
- Mereka berada di Indonesia terkait  program Southeast Asian Ministers of Education Regional Open Learning Centre (Seamolec-Ovec).
-
9
"Mereka belajar biasa seperti anak pada umumnya, sebelum pertukaran pelajar ada sinkronisasi mata pelajaran. Karena ada juga anak SMK Negeri 1 Baureno belajar di Thailand," ungkapnya.
- Mereka belajar biasa seperti anak pada umumnya
ungkapnya
10
Tujuannya selain mengenal dua negara juga persiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) tahun 2016. Sehingga berdampak ke lembaga lebih besar, sebab para siswa yang berjumlah 1.191 siswa harus bersaing untuk bisa belajar diluar negeri. "Ini bisa menjadi spirit, penyemangat anak-anak untuk bersaing," imbuhnya.
- para siswa yang berjumlah 1.191 siswa harus bersaing untuk bisa belajar diluar negeri
imbuhnya
11
Pasalnya syarat untuk bisa kerja sama pertukaran pelajar luar negeri, sekolahnya harus sudah bekerja sama dengan perusahan besar. Seperti halnya SMK Negeri 1 Baureno sudah bekerja sama dengan Axio, Honda dan perusahan besar lainnya. "Sudah saatnya go internasional, bukan lagi berfikir global," tandasnya.
- SMK Negeri 1 Baureno sudah bekerja sama dengan Axio, Honda dan perusahan besar lainnya
tandasnya
12
Tampak para pelajar Thailand tersebut sangat menikmati kesehariannya di Kota Ledre. Selain para pelajar SMK Negeri 1 Baureno ramah, juga banyak makanan yang tidak didapat di negeranya itu.
- para pelajar Thailand tersebut sangat menikmati kesehariannya di Kota Ledre
-
13
"Suka makan belut, ikan dan gurami bakar. Tapi suka juga dengan Nasi Pecel," terang salah seorang guru, menirukan Chok (Chokcahi) sapaan akrabnya.
-
terang salah seorang guru, menirukan Chok (Chokcahi) sapaan akrabnya.
14
Selain itu para guru yang mengajar juga menggunakan bahasa isyarat, karena perlu memahamkan para siswa luar negeri tersebut. "Belajar Bahasa Indonesia juga, selamat pagi-selamat siang bisa. Tadi belajar otak atik motor," pungkas Chok disampaikan guru SMKN 1 Baureno. [zid/lis]
- para guru yang mengajar juga menggunakan bahasa isyarat
pungkas Chok disampaikan guru SMKN 1 Baureno

0 komentar: